Sang singa Allah Azzubair bin Awwam punya 3 putra: Abdullah, Mash'ud, dan Urwah. Suatu hari mereka bertiga dan Marwan bin Hakam ketika selesai tawaf saling menyampaikan cita-2 dan impian di depan ka'bah.
Abdullah bin Azzubair menyampaikan bahwa suatu saat kelak dia akan menjadi Khalifah di Hijjaz...dan Allah mewujudkan apa yang dia impikan, jadi khalifah di Hijjaz walau untuk waktu yang sebentar saja.
Mash'ud bin Zubair mengatakan bahwa dia akan jadi Khalifah di 2 jazirah iraq (Kufah dan Basyrah) pada suatu saat kelak...dan ternyata Allah mengizinkan beliau jadi Khalifah di dataran persia tersebut.
Marwan bin Hakam menyebutkan bahwa dia tidak mencukupkan dirinya dengan dua impian temannya diatas dan dia mentasbihkan dirinya mau menjadi penguasa dunia...dan Allah menjadikannya sebagai Khalifah dari Dinasti Umayyah.
Dan Urwah bin Zubair setelah di desak oleh ketiga temannya, dia mengikrarkan dirinya menjadi orang sholeh yang berilmu dan orang menjadikannya sebagai rujukan dalam memutuskan perkara...dan Allah mengabulkan do'a dan harapan Urwah. Beliau dikenal sebagai seorang ulama besar, sampai-sampai Khalifah dimasa itu, Umar bin Abdul Aziz, menjadikan sebagai rujukan dalam memutuskan perkara.
Allahu Akbar...inilah sebuah manifestasi dari kekuatan impian dan Allah berikan sesuai dengan harapan kita padaNya.
Mari kita lihat sebuah pelajaran kehidupan yang luar biasa pada Urwah bin Zubair. Sebuah episode tentang keyakinan pada Allah dan kebenaran bahwa Dia senantiasa mencintai hambaNya yang mencintaiNya.
Suatu ketika Urwah dan anaknya yang masih kecil menjadi tamu istimewa dari Khalifah Walid. Sewaktu Urwah sedang asyik bercengkrama dengan Khalifah, si anak kecil, anak Urwah, main sampai ke kandang kuda dan dia disepak oleh kuda sampai meninggal.
Sore hari tersebut, Urwah menguburkan anaknya, entah apa yang menyebabkannya yang jelas Urwah mendapati kakinya tertusuk sesuatu...sakitnya mencucuk tulang...dan oleh dokter yang menanganinya, amputasi kaki Urwah sebuah keharusan.
Urwah segera dimasukkan ke dalam ruang operasi dan jangan bayangkan kamar operasinya sebagaimana ruang operasi jaman sekarang. Tiba-tiba masuk 2 orang yang tubuhnya berdegap dan sewaktu Urwah bertanya siapa mereka, dokter menyampaikan bahwa mereka berdua yang akan memegang badan Urwah ketika Dokter akan menggergaji kaki Urwah. Urwah langsung menyampaikan tak usahlah merepotkan orang lain.
Kemudian, Dokter menawarkan pemakaian anestesi (obat bius) untuk mengurangi rasa sakit ketika operasi berlangsung...dan Urwah menyampaikan bahwa dia ingin merasakan rasa sakit setiap sel-selnya sehingga berguguranlah dosa2nya.
Terakhir, Urwah menyampaikan silahkan dipotong kakinya ketika dia sudah larut dalam zikir...ketika dia sedang melafalkan tasbih, tahmid, dan tahlil...dan ketika kaki Urwah telah terpotong ketika dia sedang melezati zikir pada Allah...dokter membasahi potongan paha Urwah dengan minyak zaitun dan membakarnya...ketika itulah dalam rasa sakit yang luar biasa, Urwah pingsan.
Khalifah Walid merasa serba salah terhadap Urwah...sudahlah anaknya meninggal di istana dan Urwah harus pula diamputasi kakinya...pada waktu itulah masuk serombongan orang dari Bani Abbas datang menghadap.
Salah seorang yang paling menarik minat Khalifah untuk bertanya adalah seorang lelaki yang wajahnya melesak ke dalam. Lelaki tadi menyampaikan pada Khalifah bahwa dia merupakan orang terkaya dan subur di kampungnya. Suatu hari bersama istri dan 20 anaknya, bertamasya di sebuah lembah...dan tanpa mereka sadari terjadilah sebuah peristiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya di sana...datang air bah yang sungguh dahsyat yang menelan seluruh harta dan keluarganya. Lelaki tersebut hanya dapat menyelamatkan seorang bayinya dan memegang seekor unta yang terus2an meronta ketakutan. Untuk mendiamkan untanya lelaki tadi meletakkan bayinya yang seketika dengan cepatnya tersambar oleh air bah dan pada saat yang bersamaan kaki onta menyepak wajah lelaki tadi sampai melesak kedalam.
Cerita lelaki ini memberi ilham bagi Khalifah yang akan mengunjungi Urwah di rumah sakit...dan pada saat yang sama menyentrum nurani kita betapa kita terkadang lebih beruntung dibandingkan sebagian orang.
Kita masih beruntung hidup...dan itu artinya masih banyak kesempatan buat kita untuk menumpuk bekal sebelum dipanggil menghadap yang Maha Kuasa.
Kita masih sekolah atau kuliah...disaat pada waktu yang sama ada banyak saudara kita yang tak punya kesempatan sebagaimana kita.
Kita beruntung sudah berkeluarga...beruntung sudah punya keturunan...beruntung telah dapat memberikan pendidikan yang layak buat si buah hati..dan seterusnya.
Dan semua itu, memberikan arti bahwa kita dapat memilih asupan positif buat pikiran kita.
Dan semua itu, menyadarkan kita, betapa kita mestilah pandai dan banyak bersyukur kepadaNYA.
Semoga.
Paljariati Yusral | The Great Leader is You | @PaljariatiYusra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar